Masalah Kejahatan Dunia Kripto: Penegakan Hukum Lintas Laut dan Dilema Yurisdiksi
Dalam beberapa tahun terakhir, di bidang mata uang virtual muncul fenomena penegakan hukum yang disebut "penangkapan laut lepas", yang menimbulkan banyak kontroversi. Apa yang disebut "penangkapan laut lepas" merujuk pada beberapa lembaga peradilan setempat yang melakukan penegakan hukum dengan tujuan menghasilkan pendapatan lintas provinsi, yang tujuannya bukan semata-mata untuk memberantas kejahatan atau menjaga hukum, tetapi lebih didorong oleh motivasi untuk menghasilkan pendapatan.
Dalam bidang koin virtual, fenomena ini juga ada, terutama terlihat dalam kasus pidana. Dari sudut pandang pembelaan pidana, dalam kasus yang melibatkan koin virtual, baik masalah prosedural seperti pembukaan kasus, yurisdiksi, penanganan barang bukti yang terlibat, maupun masalah substansial seperti unsur-unsur kejahatan dan penetapan dakwaan, terdapat berbagai tingkat kontroversi.
Dua alasan utama yang menyebabkan situasi ini adalah: pertama, kebijakan pengawasan yang ketat terhadap mata uang virtual di dalam negeri, yang membuat beberapa lembaga peradilan di tingkat dasar cenderung mengaitkan mata uang virtual dengan pelanggaran hukum; kedua, memang ada beberapa kelompok orang kaya di industri mata uang virtual, kombinasi dari kedua faktor ini menyebabkan lembaga peradilan memberikan tekanan pada sektor mata uang virtual setara dengan kejahatan ekonomi tradisional.
Namun, sejak Maret tahun ini, situasi ini tampaknya telah berubah. Ada kabar bahwa Kementerian Keamanan Publik telah mengeluarkan peraturan baru mengenai yurisdiksi kasus kejahatan yang melibatkan perusahaan lintas provinsi, yang menetapkan persyaratan yang lebih ketat bagi aparat keamanan publik dalam menangani kasus kejahatan terkait perusahaan lintas provinsi. Perubahan kebijakan ini membuat fenomena "penangkapan di lautan" sedikit mereda, dan industri koin virtual juga merasakan "angin musim semi" dari perubahan ini.
Di bidang koin virtual, kasus pidana yang umum melibatkan berbagai jenis kejahatan, seperti kejahatan mengorganisir dan memimpin kegiatan penipuan piramida, kejahatan membuka kasino, kejahatan menjalankan usaha secara ilegal, kejahatan membantu kegiatan kriminal di jaringan informasi, serta kejahatan menyembunyikan dan menyamarkan hasil kejahatan. Selain itu, juga termasuk kejahatan penipuan tradisional, kejahatan pencurian, dan kejahatan terkait komputer.
Perlu dicatat bahwa kejahatan yang terkait dengan koin virtual biasanya dikategorikan sebagai kejahatan siber, dan ruang lingkup kejahatan siber sangat luas. Menurut peraturan yang berlaku, kejahatan siber mencakup kejahatan komputer tradisional, kejahatan khusus yang terkait dengan jaringan, serta kejahatan lain yang dilakukan melalui jaringan. Ruang lingkup yang luas ini membuat kasus-kasus yang terkait dengan koin virtual mudah untuk diselidiki oleh aparat penegak hukum di berbagai wilayah.
Meskipun peraturan baru dari Kementerian Keamanan Umum membatasi yurisdiksi kasus kejahatan terkait perusahaan antar provinsi, ini tidak berarti bahwa fenomena "penangkapan di lautan jauh" di bidang koin virtual akan segera berakhir. Alasannya adalah banyak kasus terkait koin virtual tidak melibatkan perusahaan resmi, melainkan aktivitas individu kecil atau organisasi informal, yang mungkin tidak terikat oleh peraturan baru.
Oleh karena itu, fenomena "penangkapan di laut lepas" di bidang koin virtual sulit sepenuhnya dihilangkan dalam waktu dekat. Fenomena ini mencerminkan kontradiksi yang melekat antara koin virtual yang terdesentralisasi dan pengawasan terpusat. Ke depan, lembaga pengawas dan pelaku industri koin virtual perlu menemukan titik keseimbangan, yang harus menjamin pengawasan yang efektif sekaligus memberikan ruang untuk pengembangan industri. Hanya jika kedua belah pihak dapat menemukan "jarak aman" satu sama lain, mereka dapat mencapai keberadaan dan pengembangan bersama.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
7 Suka
Hadiah
7
4
Bagikan
Komentar
0/400
DEXRobinHood
· 08-04 22:35
Menghasilkan uang dengan dalih hukum? bull
Lihat AsliBalas0
Anon32942
· 08-04 22:34
Risiko Perdagangan Mata Uang Kripto harus ditanggung sendiri
Lihat AsliBalas0
PumpAnalyst
· 08-04 22:30
Suckers, dengarkan baik-baik. Daging tidak bisa dimakan, tapi tetap harus menanggung akibat.
Lihat AsliBalas0
LonelyAnchorman
· 08-04 22:29
Apa perbedaan antara Dianggap Bodoh yang sah dan Dianggap Bodoh yang ilegal?
Uang Virtual kriminal kasus yurisdiksi baru: Penegakan hukum jarak jauh menghadapi tantangan regulasi baru
Masalah Kejahatan Dunia Kripto: Penegakan Hukum Lintas Laut dan Dilema Yurisdiksi
Dalam beberapa tahun terakhir, di bidang mata uang virtual muncul fenomena penegakan hukum yang disebut "penangkapan laut lepas", yang menimbulkan banyak kontroversi. Apa yang disebut "penangkapan laut lepas" merujuk pada beberapa lembaga peradilan setempat yang melakukan penegakan hukum dengan tujuan menghasilkan pendapatan lintas provinsi, yang tujuannya bukan semata-mata untuk memberantas kejahatan atau menjaga hukum, tetapi lebih didorong oleh motivasi untuk menghasilkan pendapatan.
Dalam bidang koin virtual, fenomena ini juga ada, terutama terlihat dalam kasus pidana. Dari sudut pandang pembelaan pidana, dalam kasus yang melibatkan koin virtual, baik masalah prosedural seperti pembukaan kasus, yurisdiksi, penanganan barang bukti yang terlibat, maupun masalah substansial seperti unsur-unsur kejahatan dan penetapan dakwaan, terdapat berbagai tingkat kontroversi.
Dua alasan utama yang menyebabkan situasi ini adalah: pertama, kebijakan pengawasan yang ketat terhadap mata uang virtual di dalam negeri, yang membuat beberapa lembaga peradilan di tingkat dasar cenderung mengaitkan mata uang virtual dengan pelanggaran hukum; kedua, memang ada beberapa kelompok orang kaya di industri mata uang virtual, kombinasi dari kedua faktor ini menyebabkan lembaga peradilan memberikan tekanan pada sektor mata uang virtual setara dengan kejahatan ekonomi tradisional.
Namun, sejak Maret tahun ini, situasi ini tampaknya telah berubah. Ada kabar bahwa Kementerian Keamanan Publik telah mengeluarkan peraturan baru mengenai yurisdiksi kasus kejahatan yang melibatkan perusahaan lintas provinsi, yang menetapkan persyaratan yang lebih ketat bagi aparat keamanan publik dalam menangani kasus kejahatan terkait perusahaan lintas provinsi. Perubahan kebijakan ini membuat fenomena "penangkapan di lautan" sedikit mereda, dan industri koin virtual juga merasakan "angin musim semi" dari perubahan ini.
Di bidang koin virtual, kasus pidana yang umum melibatkan berbagai jenis kejahatan, seperti kejahatan mengorganisir dan memimpin kegiatan penipuan piramida, kejahatan membuka kasino, kejahatan menjalankan usaha secara ilegal, kejahatan membantu kegiatan kriminal di jaringan informasi, serta kejahatan menyembunyikan dan menyamarkan hasil kejahatan. Selain itu, juga termasuk kejahatan penipuan tradisional, kejahatan pencurian, dan kejahatan terkait komputer.
Perlu dicatat bahwa kejahatan yang terkait dengan koin virtual biasanya dikategorikan sebagai kejahatan siber, dan ruang lingkup kejahatan siber sangat luas. Menurut peraturan yang berlaku, kejahatan siber mencakup kejahatan komputer tradisional, kejahatan khusus yang terkait dengan jaringan, serta kejahatan lain yang dilakukan melalui jaringan. Ruang lingkup yang luas ini membuat kasus-kasus yang terkait dengan koin virtual mudah untuk diselidiki oleh aparat penegak hukum di berbagai wilayah.
Meskipun peraturan baru dari Kementerian Keamanan Umum membatasi yurisdiksi kasus kejahatan terkait perusahaan antar provinsi, ini tidak berarti bahwa fenomena "penangkapan di lautan jauh" di bidang koin virtual akan segera berakhir. Alasannya adalah banyak kasus terkait koin virtual tidak melibatkan perusahaan resmi, melainkan aktivitas individu kecil atau organisasi informal, yang mungkin tidak terikat oleh peraturan baru.
Oleh karena itu, fenomena "penangkapan di laut lepas" di bidang koin virtual sulit sepenuhnya dihilangkan dalam waktu dekat. Fenomena ini mencerminkan kontradiksi yang melekat antara koin virtual yang terdesentralisasi dan pengawasan terpusat. Ke depan, lembaga pengawas dan pelaku industri koin virtual perlu menemukan titik keseimbangan, yang harus menjamin pengawasan yang efektif sekaligus memberikan ruang untuk pengembangan industri. Hanya jika kedua belah pihak dapat menemukan "jarak aman" satu sama lain, mereka dapat mencapai keberadaan dan pengembangan bersama.